SAMBUTAN

Shalom

Pemazmur berkata "Berbahagialah orang yang ... kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:1-3). Hal ini menyatakan bahwa membaca, merenungkan dan melakukan firman Tuhan akan membawa dampak dan pengaruh yang besar dalam kehidupan kita. Dengan kata lain, tidak akan pernah rugi dan sia-sia bila kita membaca, merenungkan dan melakukan firman dalam hidup kita. Sebaliknya, kita akan bertumbuh begitu lebatnya dan menghasilkan buah.

Karena itu, saya mengajak kita semua untuk mempelajari firman Tuhan dengan seksama. Saya yakin, Allah Roh Kudus akan menolong kita sehingga kita bisa mengerti firman-Nya dan dimampukan untuk melakukannya.

Rabu, 04 September 2013

Biblika - YESUS MENOLAK DIPANGGIL TUHAN??? AH, YANG BENAR NIH???

YESUS MENOLAK DIPANGGIL TUHAN??? AH, YANG BENAR NIH???


Matius 7:21
21 ¶  Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.


Apakah Yesus itu Tuhan atau bukan? Itu adalah pertanyaan klasik, yang sudah muncul sejak lama. Ada orang-orang yang menolak ketuhanan Yesus, dan menggunakan ayat-ayat di atas sebagai dasar penolakan mereka, khususnya ayat 21, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” Mereka menafsirkan bahwa berdasarkan ayat ini, Yesus menolak untuk dipanggil dengan sebutan Tuhan.

Benarkah pendapat ini? Benarkah penafsiran ini?

Untuk memahami ayat ini, mari kita bandingkan dengan satu peristiwa di dalam kitab Maleakhi.  “Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku itu? firman TUHAN semesta alam kepada kamu, hai para imam yang menghina nama-Ku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?” (Maleakhi 1:6). Di dalam ayat ini, Tuhan menggambarkan diri-Nya sebagai bapa dan tuan. Perhatikan kalimat ini, “Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku itu?” Penyebutan Allah sebagai bapa dan tuan tidaklah ditolak oleh Allah. Ia menerima sapaan itu.
Tapi yang menjadi penekanan pada ayat ini adalah konsekuensi logis dari tindakan mereka, yaitu mereka harus menghormati Allah. Jika seorang anak saja bisa menghormati orang tuanya (bapa) atau seorang budak menghormati tuannya (tuan), maka Allah menghendaki agar kita melakukan hal yang serupa kepada Allah. Bahkan kita harus lebih menghormati Allah daripada yang lainnya.


Dengan melihat perbandingan ini, maka dapatlah kita pahami bahwa pernyataan Yesus di dalam Matius 7 di atas memiliki penekanan yang sama dengan di Maleakhi, yaitu menghormati Yesus, bukan tentang penolakan Yesus untuk dipanggil Tuhan. Karena itu, Tuhan Yesus melanjutkan pernyataannya bahwa jika kita memanggil Yesus dengan sebutan Tuhan, maka konsekuensinya adalah kita harus melakukan kehendak-Nya. 

[pembahasan lebih lanjut, silahkan: http://apologiakristen.blogspot.com/2010/02/yesus-menolak-dipanggil-tuhan.html]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar